Analisis Kasus 1
Judul Kasus :
“Teamwork Perawat Rumah Sakit Umum Daerah X”
Analisis Kasus :
RSUD X merupakan salah satu rumah sakit umum yang berada di daerah X. Dengan Visi
menjadi Rumah Sakit Umum yang diminati oleh masyarakat. RSUD X selalu berusaha
untuk berbenah diri agar dapat bertahan di tengah persaingan pertumbuhan rumah
sakit di daerah tersebut. Kenyataan di lapangan menunjukan bahwa RSUD X belum
menunjukan hasil yang maksimal. Keluhan masyarakat mengenai pelayanan yang di
berikan RSUD X belum mampu mewujudkan visi tersebut. Ketidak puasan pasien
terhadap kualitas pelayanan yang diberikan oleh RSUD X khususnya pada bagian
keperawatan.
Kinerja tim keperawatan kurang merasakan adanya kerjasama dan komunikasi yang
baik, kurang memiliki rasa saling percaya dan saling mendukung, kurang
mengetahui visi dan misi organisasi dan merasakaanteamwork yang
kurang efektif di RSUD X.
Solusi Kasus :
Dengan
mempunyai visi menjadi Rumah Sakit Umum yang diminati olah masyarakat
seharusnya RSUD X dapat lebih meningkatkan kualitas pelayanan melalui kinerja para
perawat kepada masyarakat atau pasien. Kiranya para perawat diberi pelatihan kerja
agar dapat berkomunikasi dengan baik, dengan harapan jika ada komunikasi yang
baik dan lancar antar sesama perawat maupun pasien dengan begitu bisa menimbulkan kerjasama tim yang baik pula
dan timbul rasa saling percaya dan mendukung sesama perawat. Dan kiranya pihak
RSUD X menekankan visi misi nya kepada semua pekerja rumah sakit (tidak hanya
perawat saja) dengan adanya tekanan terhadap visi misi diharapkan semua pekerja
rumah sakit dapat mewujudkan visi misi tersebut.
Analisis Kasus 2
Judul Kasus :
“Hartoyo Sebagai Manajer”
Analisis Kasus :
Drs. Hartoyo telah menjadi manajer tingkat menengah dalam
departemen produksi suatu perusahaan kurang dari 6 bulan. Hartoyo bekerja pada
perusahaan kurang lebih 6 bulan. Hartoyo bekerja pada perusahaan setelah dia
pension dari tentara. Semangat kerja departementnya redahsejak dia bergabung
dalam perusahaan. Beberapa sifat karyawan menunjukan sikap tidak puas dan
agresif.
Para karyawan Hartoyo merasa tidak senang dengan pengambilan keputusan yang
dibuat sendiri olehnya. Hartoyo menyatakan bahwa “ Dalam tentara, saya membuat
semua keputusan untuk bagian saya dan semua bawahaan mengharapkan saya untuk
berbuat seperti itu.”
Solusi Kasus :
Seharusnya dalam suatu pekerjaan terjalin komunikasi yang baik antara atasan
dan bawahan agar tidak terjadi perpecahan didalamnya. Sikap Drs. Hartoyo
menunjukan bahwa dirinya belum bisa terlepas dari jabatannya dulu sebagai
tentara yang tegas, disiplin, menurut kepada semua perintah atasan. Sedangkan sikap
tersebut tidak bisa diterapkan dalam pekerjaannya sekarang. Sebaiknya sikap
tersebut sedikit dihilangkan agar para karyawan puas dan dapat bekerja
maksimal. Dalam pengambilan keputusan sebaiknya Drs. Hartoyo tidak memberi
keputusan secara sepihak melainkan memberikan para karyawannya kesempatan untuk
ikut memberi opini dalam proses pengambilan keputusan.
Pertayaan kasus :
1. Gaya kepemimpinan macam apa yang digunakan oleh Hartoyo? Bagaimana keuntungan dan kelemahannya? Bandingkan motivasi bawahan Hartoyo sekarang dan dulu sewaktu ditentara.
2. Konsekuensinya apabila
Hartoyo tidak dapat merubah gaya kepemimpinannya? Apa saran saudara bagi
perusahaan, untuk merubah keadaan?
Jawaban Pertanyaan Kasus :
1. Gaya kepemimpinan Drs. Hartoyo adalah pemimpin yang tegas,disiplin,menurut kepada semua perintah atasan seperti pensiunan tentara pada umumnya, sayangnya gaya kepemimpinan itu kurang tepat bila dilakukan pada perusahaan yang ia pimpin.
Keuntungan Drs. Hartoyo adalah semua karyawan yang patuh pada beliau
walaupun tidak suka dengan cara beliau memimpin suatu perusahaan.
Kelemahan Drs. Hartoyo adalah gaya memimpinnya yang kaku layaknya
seorang tentara membuat para karyawannya tidak suka dengan beliau, sehingga
kurang kondusifnya situasi perusahaan serta banyak karyawan yang membencinya .
2. Konsekuensi yang
akan di hadapi Hartoyo :
Konsekuensi yang akan dihadapi Hartoyo adalah dibenci oleh
banyak karyawan yang beliau pimpin, dikeluarkan dari perusahaan dikarenakan
situasi perusahaan yang tidak efektif dan efisien jika beliau memimpin.
Saran untuk Perusahaan :
Seharusnya perusahaan menetapkan kriteria khusus yang kiranya dapat memimpin perusahaan dengan bijaksana sehingga para karyawan merasa nyaman untuk bekerja dan sejahtera.
No comments:
Post a Comment