A.
Sejarah Animasi
Dunia
Kata 'animasi' itu sendiri sebenarnya penyesuaian dari kata
'animation', yang berasal dari kata dasar 'to animate', dari kamus umum
Inggris-Indonesia bearti menghidupkan (Wojowasito 1997). Secara umum animasi
merupakan suatu kegiatan menghidupkan, menggerakan benda mati; Suatu benda mati
diberikan dorongan kekuatan, semangat dan emosi untuk menjadi hidup dan
bergerak, atau hanya berkesan hidup.
Di Amerika, film animasi mulai ditemukan dan dikembangkan
pada abad 18. Pada saat itu, film animasi yang dibuat banyak menggunakan
teknik Stop Motion. Teknik ini menggunakan serangkaian gambar diam/frame yang
dirangkai menjadi satu dan menimbulkan kesan seolah-olah gambar tersebut
bergerak. Teknik ini sangat sulit, membutuhkan waktu, juga biaya yang banyak.
Karena untuk menciptakan animasi selama satu dektik, kita membutuhkan sebanyak
12-24 frame gambar diam. Bayangkan jika film animasi itu berdurasi satu jam
bahkan lebih.
Selanjutnya, setelah teknologi komputer berkembang,
bermunculan animasi yang dibuat dengan teknologi komputer. Animasi itu
macam-macam jenisnya. Ada yang 2 dimensi (2D) dan 3 dimensi (3D) (Bahkan
katanya sekarang sedang dikembangkan jenis 4 dimensi (4D). Pada animasi 2D,
figur animasi dibuat dan diedit di komputer dengan menggunakan 2D bitmap graphics
atau 2D vector graphics. Sedangkan 3D lebih kompleks lagi karena menambahkan
berbagai efek di dalamnya seperti efek percahayaan, air dan api, dan
sebagainya.
Tokoh
yang dianggap berjasa besar mengembangkan film animasi adalah Walt Disney.
Walt Disney banyak menghasilkan karya fenomenali Mickey Mouse, Donald Duck,
Pinokio, Putri Salju, dan lainnya. Walt Disney pulalah yang pertama membuat
film animasi bersuara. Yakni, film Mickey Mouse yang diputar perdana di
Steamboat Willie di Colony Theatre, New York pada 18 November 1928. Walt Disney
juga menciptakan animasi berwarna pertama yakni, Flower and Trees yang
diproduksi Silly Symphonies di tahun 1932.
Lima Babak Animasi dunia
Stephen Cavalier membagi sejarah
animasi dunia ke dalam lima babak besar yang masing-masing babak memiliki
penandanya masing-masing yang ia sajikan secara kronologis. Lima babak
tersebut dimulai sebelum tahun 1900 atau Pre-1900 (The origin of
Animation). Ini adalah era animasi sebelum film dan kamera serta proyektor modern
ditemukan. Dimulai sejak ditemukannya gambar sekuensial di dinding-dinding gua
di masa pra sejarah, hingga penemuan dan eksperimentasi mainan optik dan
beragam alat yang dipicu oleh publikasi paper oleh Peter Roger pada
tahun 1824 berjudul; “The Persistence of Vision Regard to Moving Object”.
Penemuan
tersebut antara lain seperti Traumatrope oleh seorang fisikawan asal Inggris,
John Airton Paris tahun 1825, Phenakitiscope (1831) oleh Josept Plateau asal
Belgia, Daedalum (1834) oleh William Horner asal Inggris yang kemudian
dikembangkan oleh William F Lincoln menjadi Zoetrope pada tahun 1860, hingga
penemuan praxinoscope di akhir abad 19 oleh Charles Emile Reyanud di Perancis
tahun 1877.
Babak berikutnya dimulai tahun 1900 – 1927
(Film Animation: The Era of Experimentation). Ini adalah era awal cinema yang
dimulai sejak tahun 1895 setelah Lumire Brothers memperkenalkan alat yang
mereka sebut “Cinematographe” di Perancis. Eksperimentasi gerak dan teknik
serta sinematrografi awal film animasi berlangsung di era ini. Era yang juga
terkenal dengan “silent film era” berkembang dari Eropa hingga Amerika
Serikat. Film animasi pertama dengan teknik stop frame dibuat oleh orang
Inggris bernama Arthur Melbourne Cooper pada tahun 1899 berjudul; Matches: An
Appeal, hingga animasi panjang pertama (feature animation) oleh Lotte
Reiniger di Jerman berjudul “The Adventure of Prince Achmed”. Di
Amerika, Walt Disney, Emili Cohl, hingga Thomas Edison termasuk generasi
pertama yang mewarnai perkembangan film animasi di negaranya hingga mendunia.
Babak ketiga
tahun 1928 – 1957 (Film Animation: The Golden Age of Cartoon). Ini adalah
era emas animasi kartun, baik pencapaian secara komersial, teknikal, maupun
artistik. Era ini sering didentikkan dengan era Disney karena di era ini Disney
mendominasi animasi dunia yang diawali dengan kesuksesan Steamboat Willie yang
melambungkan karakter utamanya;Mickey Mouse. Hingga animasi panjang berwarna
pertama di dunia yang monumental “Snow White and the Seven Dwarfs yang
dirilis tahun 1937. Namun di era ini juga bermunculan kreator dan animatior
dengan karya-karya animasi-animasi kartun yang populer selain Walt Disney
seperti James Stuart Blackton, Otto Mesmer, Pat Sullivan, Fleicher Brother,
Lotte Reiniger, dll. Di era ini juga bermunculan animasi eksperimental khas
Italia, Prancis, Rusia, Kanada, dsb.
Babak ke empat tahun 1958 – 1985 (The
Televison Age). Animasi era televisi dimulai sejak tahun 1958 ketika medium
elektronik baru bernama televisi mulai menggeser dominasi layar lebar di
bioskop sebagai medium baru untuk menikmati film animasi. Animasi hadir di
rumah-rumah dan mulai diproduksi secara serial dan kontinyu. Selain serial
animasi juga merambah iklan komersial di televisi. Di era ini, animasi jepang
yang terkenal dengan anime mulai mendominasi dunia melalui serial
animasi buatan mereka, yang mampu menyaingi dominasi Amerika Serikat dalam
industri animasidunia.
Dan babak ke
lima dimulai tahun 1986 – 2010 (The Digital Dawn). Di era ini, penemuan
teknologi digital turut mempengaruhi perkembangan animasi secara luas dan dalam
banyak aspek. Kemampuan teknologi digital yang mampu menghadirkan visual yang
photo realistik menjadi kekuatan animasi era ini. Banyak hal terutama dari
aspek produksi yang berubah dari era sebelumnya setelah kemunculan teknologi
digital. Penanda besar era ini adalah dirilisnya animasi 3D panjang
pertama Toy Story oleh studio Pixar pada tahun 1995. Setelah itu laju
animasi digital tak terbendung hingga sekarang.
B. Sejarah Animasi Indonesia
Sejarah
Animasi Indonesia mulai diketahui sejak ditemukannya Cave Pinting yang bercerita mengenai binatang
buruan atau hal-hal yang berbau mistis. Sejak tahun 1933 di Indonesia banyak
koran lokal yang memut iklan Walt Disney. Kemudian pada tahun 1955, Presiden Soekarno
yang sangat menghargai seni mengirim seorang seniman bernama Dukut Hendronoto
(Pak Ook) untuk belajar animasi di studio Walt
Disney. Setelah belajar selama 3 bulan, ia kembali ke Indonesia dan membuat
film animasi pertama bernama “Si Doel Memilih”. Film animasi 2 dimensi tentang
kampanye pemilihan umum pertama di Indonesia itu menjadi awal dimulainya
animasi modern di Indonesia.
Pada tahun 1963 Dukut Hendronoto (Pak Ook)
pindah ke salah satu stasiun TV di Indonesia milih Negara dan mengembangkan animasi
di sana dalam salah satu program namun kemudian program itu
dilarang. Di tahun tersebut stasiun TV tersebut merupakan stasiun TV yang
ada di Indonesia. Stasiun ini sudah memulai menayangkan film-film yang
dibuat oleh Walt Disney dan Hanna-Barbera, sekitar tahun 1970.
Pada tahun 70-an terdapat studio animasi di Jakarta
bernama Anima Indah yang didirikan oleh seorang warga Amerika. Anima Indah
termasuk yang mempelopori animasi di Indonesia karena menyekolahkan krunya di
Inggris, Jepang,Amerika dan lain-lain. Anima berkembang dengan baik namun hanya
berkembang di bidang periklanan. Di tahun 70-an banyak film yang menggunakan
kamera seluloid 8mm, terlalu banyaknya penggunaan kamera untuk membuat film
tersebut, akhirnya menjadi penggagas adanya festival film, di festival film itu
juga ada beberapa film animasi Batu Setahun, Trondolo dll.
Pada tahun 90-an sudah banyak berbagai film animasi
diantaranya Legenda Buriswara, Nariswandi Piliang, Satria Nusantara yang kala
itu masih menggunakan kamera film seluloid 35 mm. Kemudian ada serial
“Hela,Heli,Helo” yang merupakan film animasi 3D pertama yang di buat di
Surabaya. Tahun 1998 mulai ada film-film animasi yang berbasis cerita rakyat
seperti Bawang Merah dan Bawang Putih, Timun Mas dan petualangan si Kancil, dan
an pada era 90-an ini banyak terdapat animator lokal yang menggarap animasi
terkenal dari negara Jepang seperti Doraemon dll.
Diantara sekian banyak studio animasi yang terdapat di
Indonesia, Red Rocket Animation termasuk yang paling produktif. Pada tahun 2000
Red Rocket memproduksi beberapa serial animasi TV seperti Dongeng Aku dan Kau,
Mengapa Domba Bertanduk dan Berbuntut Pendek, dll. Pada masa ini serial animasi
cukup populer karena sudah menggabungkan 2D animasi dengan 3D animasi. Lalu
pada tahun 2003, serial 3D animasi merambah ke layar lebar diantaranya “Janus
Perajurit Terakhir”
Pada 7 Mei 2004, hadir film 3D animasi berdurasi
panjang (full animation) buatan Indonesia sekitar 30 menit
yaitu “Homeland” yang ceritanya diolah bersama tim Visi Anak Bangsa dan
Kasatmata. Film ini berkisah soal petulangan seorang bocah bernama Bumi yang
berusaha menemukan tempat tinggalnya di dunia yang imajiner. Dalam menempuh
perjalanan itu Bumi ditemani beragam binatang yang memiliki indra dan berjiwa
dan mempunyai kepribadian serta bisa berbicara sebagaimana layaknya manusia.
Film ini digarap selama satu tahun di bawah payung Studio Kasatmata di
Jogjakarta.
Di antara suguhan berbagai serial kartun dari Nickelodeon, menyelipkan
satu program anak-anak Kabayan dan Liplap. Animasi buatan asli anak negeri
ini yang merupakan buah karya Castle Production, perusahaan animasi lokal yang
sebelumnya lebih sering menangani proyek animasi untuk negara lain. Animasi ini
mencitrakan Kabayan sebagai seorang anak berumur 10 tahun, bertubuh gemuk,
rajin, jujur, dan bijaksana. Kabayan memiliki teman imajinasi seekor
kunang-kunang bernama Lip Lap. Dia selalu mengikuti dan menemani Kabayan ke
mana pun. Lip Lap sering menyemangati Kabayan bila sedang putus asa dan
mengingatkan bocah tersebut bila berbuat salah.
Pada tahun 2008, Indonesia berhasil membuat film
animasi 3D pertama yang ditayangkan di layar lebar dan juga sudah berhasil Go
Internasional (didistribusikan ke berbagai negara mulai dari Singapura, Korea,
dan Rusia). Film animasi yang berjudul “Meraih Mimpi” tersebut
diproduksi Infinite Frameworks (IFW), studio animasi yang berpusat di Batam.
Film ini merupakan adapatasi dari buku karya Minfung Ho berjudul Sing to The Dawn.
Buku tersebut bercerita tentang kakak beradik yang berusaha melindungi tempat
tinggal mereka dari kontraktor penipu. IFW membuat adapatasi buku Minfung Ho
tersebut atas permintaan pemerintah Singapura yang ingin buku wajib baca di
beberapa SD di Singapura tersebut dibuatkan filmnya. Begitu mendapat tawaran,
IFW langsung memulai pengerjaan film Sing to The Dawn. Dan
untuk diketahui lebih dari 150 animator yang turut andil di dalamnya.
C. Software - software Animasi
1. Plastic
Animation Paper
Plastic Animation Paper merupakan aplikasi
sederhana, efektif dan salah satu yang terbaik untuk membuat animasi 2D atau
kartun di 2D. Plastic Animation Paper menyediakan banyak fitur yang bermanfaat,
seperti: menggambar area, menyisipkan gambar berwarna, menyeting frame rate,
fitur zoom , menambahkan musik, dll. Plastic
Animation dapat menyimpan animasi dalam gambar dan file video dengan format
populer, seperti: GIF, PNG, TIFF, AVI, TGA.
2. Synfig Studio
Synfig Studio merupakan software
animasi 2D gratis dengan banyak fitur berkualitas. Tampilan utamanya dibagi
menjadi empat jendela yang berbeda antara lain : tools window, navigator
window, editing window, dan parameters window. Kamu akan dengan efektif dapat
menggunakan software ini menciptakan animasi bergerak 2D dan film berkualitas
tinggi . Synfig Studio juga merupakan aplikasi open source dan cross-platform
(tersedia untuk Mac OS dan Linux juga).
Membuat Animasi 3D di komputer kini
bisa dilakukan menggunakan berbagai software yang salah satunya adalah Blender
v 2.77a. Blender adalah sebuah software atau aplikasi open source yang dapat
digunakan untuk membuat sebuah konten multimedia yang secara khusus digunakan
untuk membuat konten 3D ( 3 Dimensi ) namun juga bisa untuk membuat konten 2D. Blender sendiri merupakan aplikasi
open source yang dimana kita bebas untuk memodifikasi source codenya selama
tidak melanggar aturan yang diguunakan oleh pihak pembuat Blender ini.Blender
memiliki fitur yang paling lengkap diantara software atau aplikasi 3D lainnya
dan bahkan dibagikan secara gratis walaupun aplikasi ini sangat luar biasa.
Saat ini, program yang dimiliki
oleh Autodesk adalah standar untuk 3D industri animasi film, game, TV, dan
komputer dihasilkan efek 3D yang digunakan dalam pertunjukan hiburan. Maya
selalu up to date dan fitur lengkap dan program yang sempurna bagi mereka yang
berjuang untuk menjadi profesional Animator. Maya cepat menjadi perangkat lunak
pilihan untuk banyak pembuat film karena memungkinkan untuk berbagai macam
shading dan efek pencahayaan. Hal ini juga mudah dikustomisasi berarti Anda
dapat dengan mudah mengintegrasikan perangkat lunak pihak ketiga lainnya.
Lightwave adalah perangkat lunak
animasi 3D yang sangat profesional. Hal ini terutama digunakan untuk membuat
film, dan efek khusus. Perangkat lunak datang dengan banyak fitur dan
membutuhkan banyak belajar sebelum Anda menguasai seni menggunakannya. Bagian
terbaik tentang itu adalah bahwa itu datang dengan 30 hari percobaan gratis dan
kompatibel dengan semua sistem operasi terbaru. Kualitas animasi juga standar
tinggi dan kecepatan yang Anda dapat membuat animasi gemilang. Namun, ia tidak
datang murah sehingga ideal untuk Animator profesional dan pembuat film.
6. CreaToon
Jika Anda mencari perangkat lunak
animasi gratis 2D, maka CreaToon adalah salah satu yang terbaik Anda akan
meletakkan tangan Anda. Ini adalah program yang bagus terutama untuk tujuan
pelatihan dan belajar alat terjemahan dan membingkai kunci. Namun, animasi
akhir tidak datang dengan suara sehingga Anda harus mengimpor bentuk suara di
tempat lain. Ini dapat juga vektor seni tapi buruk dan memiliki sejumlah format
ekspor yang tersedia. Anda juga tidak bisa sync suara dan bibir dan juga
memiliki waktu membuat lambat. Akhirnya, hal ini hanya kompatibel dengan
Windows.
Sumber :
-http://animationmovie14.weebly.com/artikel/sejarah-animasi
-https://andriyani53.wordpress.com/2013/10/21/sejarah-animasi-indonesia/